MAKALAMNEWS.ID – Visi misi kepala daerah yang baik harus bisa diukur dan jelas prioritas baik program dan anggaran.
Pernyataan ini disampaikan Dr Dedek Kusnadi, S.Sos, M.Si, MM seorang pengamat pemerintahan dari UIN STS Jambi, yang memberikan kritik membangun terhadap visi "Kota Bahagia" yang diusung Wali Kota Jambi Maulana.
Menurutnya, visi tersebut tidak memiliki indikator capaian yang terukur dan jelas, sehingga sulit untuk dievaluasi.
Dalam analisisnya, Dr Dedek menyoroti selama 100 hari pemerintahan Wali Kota Maulana, terlihat kurangnya konsepsi dan prioritas yang jelas dalam kebijakan yang diambil.
Dedek mencatat, meskipun mengklaim menciptakan kebahagiaan, anggaran yang dialokasikan untuk penanganan banjir sangat minim.
Selain itu, masyarakat juga dibebani dengan biaya pemilihan RT, yang semakin menambah beban ekonomi mereka.
"Konsep bahagia yang diusung wali kota hanya omong kosong tanpa indikator dan dimensi yang jelas," katanya lewat rilis yang dikirim ke media ini.
Dikatakannya, kondisi Kota Jambi semakin semerawut, dengan banyak pasar yang tidak tertata dan masalah sampah yang semakin parah.
Dedek mengaku merasa beruntung tidak berada dalam barisan wali kota , karena ia merasa bebas dari "dosa" klaim kebahagiaan yang dianggapnya palsu.
Ia memperingatkan, dalam dua tahun ke depan, masyarakat Kota Jambi akan semakin menyadari kapabilitas kepemimpinan Wali Kota Maulana.
"Bayangkan, di tengah tingginya angka pengangguran, meningkatnya kemiskinan, dan melebaranya ketimpangan sosial, semua ini merupakan akibat dari kebijakan program dan anggaran yang tidak fokus dan bersifat seremonial," ungkapnya.
Kritik ini diharapkan dapat menjadi perhatian bagi pemerintah kota untuk mengevaluasi kembali visi dan misi yang diusung, serta memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar berdampak positif bagi masyarakat.(*)
Social Header