Berita Terkini

Program Mertuo Benci Wali Kota Maulana, Apo yang Digawe Dak Kunjung Jadi

Dr Dedek Kusnadi.


PROGRAM Wali Kota Maulana itu bisa diibaratkan hubungan keluarga, mungkin ini mirip kayak mertua benci apa yang digawe (dikerjakan) tak kunjung jadi. 


Oleh" Dr Dedek Kusnadi S.Sos, M.Si, MM


Ada niat baik, tapi tiap ketemu malah bikin pening kepala. Banyak program diumbar ke publik—mulai dari taman kota, drainase, UMKM, digitalisasi pelayanan, sampai program “kota pintar tapi rakyatnya masih bingung”—semuanya kedengaran manis di telinga. Tapi ujung-ujungnya, yang manis cuma di baliho.

Masalahnya bukan karena Maulana gak kerja. Oh, kerja! Bahkan bisa dibilang terlalu kerja ke semua arah. 

Semua mau disentuh, semua pengen dibenerin, tapi akibatnya gak ada yang kelar. Ini kayak orang masak rendang, goreng tempe, nyetrika, dan video call barengan. Akhirnya gosong semua.

Kota Jambi sekarang kayak kertas ujian yang penuh coretan: niatnya mau rapi, tapi bingung jawab soal mana dulu. 

Infrastruktur masih bolong-bolong, jalan rusak masih jadi bahan “slalom rakyat”, sementara proyek-proyek lain masih di tahap wacana level tinggi. Kalau ini film, judulnya cocok: “Banyak Program Tak Kunjung Jadi."

Padahal, dalam manajemen pemerintahan, fokus itu separuh hasil. Tapi kayaknya Maulana ini punya penyakit klasik pejabat: sindrom “pengen dikenang karena banyak program”. 

Padahal rakyat tuh gak butuh banyak program, cukup satu dua yang bener-bener jalan dan terasa manfaatnya. Kalau semua mau digarap sekaligus, ya ujungnya bukan “pembangunan”, tapi “penimbunan rencana”.

Yang lebih lucu lagi, setiap program baru diumumkan, warga udah mulai taruhan kecil-kecilan: 

“Kira-kira ini selesai dak?” atau “Ini baru proyek contoh atau contoh proyek gagal?” Humor warga Jambi kini berkembang pesat, berkat kreativitas pemerintahnya.

Intinya, Pak Wali ini harusnya sadar: banyak program bukan tanda kerja keras, tapi tanda bingung mau kerja yang mana dulu. 

Warga tuh gak minta program berjibun, cuma minta satu hal sederhana — kalau udah mulai, ya tolong diselesaiin. Jangan kayak cinta sepihak: penuh janji, tapi tanpa kepastian.

Kalau dibiarkan terus, jangan heran kalau rakyat nanti bilang: “Program Wali Kota Maulana ini kayak sinetron — tayang terus, ending-nya gak jelas.”(*)

© Copyright 2022 - MakalamNews