MAKALAMNEWS.ID - Jejak langkah kolaboratif kembali ditorehkan dunia akademik Indonesia melalui Temu Kolegial ke-10 Asosiasi Program Studi Teknologi Pendidikan (APS-TPI) yang berlangsung pada 7–10 Agustus 2025 di Niagara Hotel Lake & Resort, Rantau Prapat, Sumatera Utara.
Ajang prestisius ini menjadi titik temu ratusan akademisi, praktisi, dan pengelola program studi dari seluruh penjuru tanah air.
Lebih dari 200 peserta hadir, mewakili 36 dari total 49 perguruan tinggi negeri dan swasta penyelenggara Program Studi Teknologi Pendidikan (TP), termasuk institusi yang sedang merintis pembukaan prodi TP S1, S2, hingga S3.
Wisuda ke-116 Universitas Jambi, Sekda Sudirman Dorong Lulusan jadi Agen Perubahan
Kehadiran mereka menjadi bukti nyata bahwa Teknologi Pendidikan bukan hanya disiplin akademik, melainkan pilar penting dalam menjawab tantangan sistem pendidikan Indonesia yang dinamis dan berbasis teknologi.
Momentum ini juga menjadi saksi pelantikan pengurus baru APS-TPI periode 2025–2028, dengan Prof Dr Andi Kristanto S.Pd., M.Pd. dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dipercaya sebagai ketua umum.
Dalam sambutannya, Prof Andi menekankan pentingnya membangun jejaring kuat antarperguruan tinggi dan memperluas peluang kerja lulusan TP, terutama melalui kemitraan dengan lembaga strategis seperti BKN dan BKD.
Dukungan penuh juga datang dari Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Dr Ir Baharuddin, S.T., M.Pd., yang membuka acara secara resmi.
Ia menyoroti perlunya sinergi antara kampus dan pemerintah daerah dalam merencanakan formasi kebutuhan tenaga pendidik berbasis data dan kompetensi lulusan.
Gagasan transformasional hadir kuat melalui pemikiran Prof Dr Syawal Gultom, M.Pd Ketua Senat Unimed.
Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa Teknologi Pendidikan akan menjadi “ruh magis” bagi semua akademisi, guru, dan praktisi pendidikan.
Ia menyebut peningkatan kualitas SDM melalui pendekatan TP adalah keniscayaan, dan masyarakat Indonesia harus menjadi individu pembelajar demi memperkuat daya saing bangsa.
Menurutnya, konsistensi membangun pendidikan adalah kunci utama kemajuan SDM.
Pendidikan harus mampu mencetak manusia yang percaya diri dan bertanggung jawab, sekaligus menjadi kontributor peradaban bangsa.
Oleh karena itu, TP harus berorientasi pada dampak nyata dalam membentuk karakter dan pemikiran yang tidak pragmatis.
Ia menekankan pentingnya kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang selaras antara budaya, ilmiah, dan kebutuhan pembangunan karakter.
Transformasi struktural di tingkat dosen sangat diperlukan—dosen harus memiliki bakat, minat, dan panggilan jiwa.
Ia mengingatkan bahwa “teknologi tidak boleh mendahului pendidikan”, karena pendidikanlah yang seharusnya membangun pondasi sebagai pengendali bagi pengguna teknologi.
"Teknologi bukanlah puncak kreativitas mengajar," ujarnya tegas.
TP harus mendorong personalisasi pembelajaran (personalized learning), dan hanya pendekatan seperti Project-Based Learning (PjBL) dan Problem-Based Learning (PBL) yang mampu melahirkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Semangat Besar Gading Siswa SLB Sarolangun Ikut UTBK Unja Demi Cita-Cita Jadi Guru Olahraga
Guru dan dosen harus mampu menyajikan peta dunia kerja masa kini, pekerjaan yang mulai hilang, serta tantangan masa depan.
Karena itu, TP perlu merancang kurikulum yang tidak hanya adaptif, tapi juga produktif.
Pada sesi berbeda, narasumber dari BKD Provinsi Jawa Timur, Hasyim Asyari, S.Sos., M.Si., memberikan perspektif penting mengenai peluang kerja lulusan TP di satuan pendidikan maupun instansi lainnya.
Ia menekankan bahwa lulusan Teknologi Pendidikan sangat adaptif karena memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi digital, pengelolaan pendidikan, dan kurikulum.
"Lulusan TP sangat relevan dan dibutuhkan di berbagai posisi fungsional, mulai dari pranata hubungan masyarakat, pranata penyiaran, pengembang teknologi pembelajaran, hingga pengembang kurikulum di sekolah dan lembaga diklat," ujarnya.
"Mereka memiliki kompetensi yang menjawab kebutuhan zaman, sehingga tidak perlu khawatir soal penyerapan tenaga kerja,"
Keynote lainnya, Dr Sigit Wibowo, M.Pd., Direktur Pendidikan Profesi Guru Kemdikdasmen, turut membuka harapan baru dengan menyampaikan bahwa lulusan TP kini bisa mengikuti PPG untuk mata pelajaran Desain Grafis dan Informatika, memperluas jalur profesi pendidik.
Rangkaian agenda lain turut menyemarakkan kegiatan ini, seperti visiting lecture, diskusi mutu prodi, workshop kurikulum dan akreditasi, pameran inovasi digital, penandatanganan MoU antar kampus, hingga wisata edukatif ke Danau Toba.
Temu kolegial ini bukan sekadar forum akademik, tetapi manifestasi kolaboratif untuk membangun masa depan pendidikan Indonesia yang adaptif, transformatif, dan kontributif bagi peradaban bangsa.(*)
Social Header